Ulang Tahun Muhamad Nabil


Prosesi Lamaran - Fahmi & Hani


Minggu 13 September 2015 M -
Ahad 28 Dzulqaidah 1436 H

Undangan Pernikahan Fahmi dan Hani


Assalamu'alaikum Wr. Wb

Dengan memohon rahmat dan ridha Allah SWT 
kami bermaksud menyelenggarakan tasyakuran pernikahan kami 
yang insya Allah akan dilaksanakan pada :

Hari/Tgl : Sabtu - 19 September 2015
Jam : Mulai Jam 12.00 WIB
Tempat : Jl. Anggrek Cakra No. 24 RT. 006/07
Sukabumi Utara - Kebon Jeruk
Jakarta Barat

Adalah suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami apabila Bpk/Ibu/Sdr/I 
berkenan hadir untuk memberikan doa restu kepada kami berdua

Atas perhatian dan kehadirannya, kami ucapkan terima kasih.
Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmatNya kepada kita sekalian.


Wassalamu'alaikum Wr Wb
Kami yang Berbahagia


Zulfahmi & Hani Prasetyaningsih

******* 

Prosesi Lamaran : Minggu, 13 September 2015 Jam 10.00 s/d 12.00 WIB
Akad Nikah : Jum’at - 18 September 2015 – Jam 09.00 WIB – KUA Palmerah






Kemuning Cinta

Haruskah merintih dengan cinta, sedangkan cinta sejati itu sulit untuk ditemukan, apa yang ku cari adalah sebuah cinta fana ataukah sebuah keabadian.

Doa Untuk Mantan Presiden Republik Indonesia


Belum pernah saya mendengar orang berdoa secara berjamaah ditujukan untuk mantan-mantan Presiden Republik Indonesia yang masih hidup atau pun yang sudah meninggal.

Bukankah mereka pernah berbuat baik untuk agama dan bangsa ini. Bukankah pula mereka menjadi Presiden adalah atas izin dan kehendak Allah...

Pertanyaan dari pamanda Hamdi Hamzah ketika saya sedang silaturrahim ke kediamannya dan saya belum bisa menjawab pertanyaan ini .....

Happy Anniversary 13th | Selasa 26 Maret 2002 - Kamis 26 Maret 2015 | Feni Dhia Hanifah


Happy Anniversary 13th 
* Selasa - 26 Maret 2002 *
* Kamis - 26 Maret 2015 *
 Feni Dhia Hanifah





PENGALAMAN PERTAMA


Sudah seminggu ini menunggu kabar, harap-harap cemas karena Beliau pergi umroh seorang diri. Kadang saya memikirkan sedang apa Beliau di sana. Apakah bisa mengatasi keperluannya sendiri sebab selama ini bila pergi ke mana-mana selalu ada yang menemaninya.

Senin siang saya mendapat kabar, bahwa Beliau dijadwalkan pulang kembali ke tanah air pada hari Selasa sore, sekitar sehabis sholat ashar. Berbagai persiapan dilakukan keluarga untuk menyambut kembalinya Beliau. Apalagi ibu saya adalah orang pertama yang sangat gembira sebab ketika Beliau sedang melaksanakan umroh, ibu yang paling resah dan gelisah. Beberapa teman saya kabarkan, memang tidak semua karena keterbatasan waktu. Teman yang saya telah sampaikan kabar kepulangan Beliau berarti saya anggap akan mampu untuk memberitahu teman-teman lainnya.

Senin sehabis ba'da sholat dzuhur, tepat jam satu saya dan keluarga berangkat menuju bandara. Dua buah mobil kami gunakan untuk menjemput Beliau. Sengaja kami memakai dua mobil, mobil yang satu untuk para keluarga yang menjemput dan mobil yang satu untuk Beliau yang kami jemput. Sambil melewati ruas jalan tol saya banyak memandang alam-alam sekitarnya. Perkembangan pesat kota Jakarta yang dahulunya berupa sawah-sawah dan lahan luas, kini sebagian telah dibangun menjadi hunian kelas mewah, menakjubkan sekali.

Dalam perjalanan tersebut saya juga berdoa agar kapal yang Beliau tumpangi bisa mendarat mulus di bandara. Untuk menghilangkan ketegangan tersebut, alunan musik dendang religi kami putar di radio tape mobil yang kami pakai.

Tiba di bandara lalu menunggu. Saya berlari kecil untuk melihat pengumuman jadwal kedatangan pesawat dari luar negeri, takut-takut nanti ada perubahan jadwal. Sambil menunggu saya pun berputar-putar area bandara. Disitu banyak pemandangan indah, dari pemandangan indah yang berasal dari benda mati maupun pemandangan indah yang berasal dari benda yang bisa bergerak sendiri, faham dah .........

Kurang lebih jam 4 sore Beliau yang saya jemput akhirnya keluar dari terminal kedatangan. Yah rasa rindu pada orangtua pun hilang dengan adanya pertemuan kembali. Seluruh anggota keluarga yang ikut menjemput tentu merasakan kegembiraan yang sama. Cium tangan atau bahasa sekarang sama dengan sebutan "salim" adalah tindakan pertama yang dilakukan.

Saya melihat tampak kegembiraan di wajah Beliau. Rasa kangen kepada keluarga pasti juga Beliau rasakan. Berjalan gagah dan bersemangat memang sangat terlihat. Saya pun sempat mencuri-curi photo ketika Beliau sedang berbaris menunggu mobil yang akan ditumpangi menuju perjalanan ke rumah.

Kurang lebih setengah jam lebih perjalan dari bandara menuju rumah. Saya tiba duluan di rumah. Tak lama kemudian disampaikan kabar bahwa saya diharapkan untuk melakukan persiapan, karena Beliau mampir dulu di salah satu Masjid untuk melaksanakan sholat Ashar.

Tepat jam enam sebelum maghrib waktu Jakarta saat ini, Beliau sampai di rumah. Semua anggota keluarga menyambut dengan penuh suka cita. Saya lihat Beliau masih senyum-senyum menjawab pertanyaan dari anak-anak serta cucunya. Beliau menceritakan kejadian unik, tadi pas di bandara ketika akan keluar terminal, tas besar yang berisi segala perlengkapan tiba-tiba hilang. Sempat agak panik dan linglung kata Beliau. Agak lama mencari ke sana sini tapi tak kunjung ketemu. Alhasil mungkin karena tas itu masih jodoh dan kembali ke pemiliknya, tak lama kemudian ada seseorang dari satu rombongan mengembalikan tas tersebut. Katanya " maaf tas pak Haji terbawa oleh saya, karena warna tas yang sama ".

Dari cerita tersebut saya sempat berpikir, oh ya pantesan tadi lama sekali menunggu Beliau keluar, padahal teman-teman satu rombongannya sudah keluar semua.

Sebentar lagi menjelang maghrib, Beliau saya arahkan untuk sebentar istirahat. Setelah mengambil wudhu Beliau pun sholat maghrib. Setelah itu karena masih lelah sekali, akhirnya Beliau rebahan di kamar. Sudahlah saya pun memakluminya, walau banyak tamu berdatangan, tapi kami bilang bahwa Beliau tak bisa menemui karena kelelahan.

Sudah hampir jam sepuluh malam, tapi koq Beliau tak kunjung bangun dari tidurnya. Kami curiga dan segera memeriksa kondisi badannya. Dan ternyata benar bahwa suhu tubuhnya sangat panas. Karena khawatir akan kondisi tubuhnya yang semakin melemah, maka kami putuskan untuk segera membawanya ke Rumah Sakit.
Diantar kakak saya, berangkatlah Beliau menuju rumah sakit. Sedangkan saya belum bisa ikut, karena harus menyelesaikan beberapa pekerjaan rutin.

Tepat jam 12 malam saya dihubungi untuk sehera menyusul dan harus begadang untuk menemani Beliau di sana. Pengalaman pertama buat saya menginap di rumah sakit. Saya suka tantangan dengan sesuatu yang belum pernah saya lakukan. Saya juga suka apabila mendapatkan sesuatu harus melewati sebuah tantangan.
Kata Dokter, kondisi Beliau bagus, hanya karena terlalu lelah lalu menjadi drop staminanya. Syukur alhamdulillah. Saya pun jadi semangat begadang di rumah sakit.

Semoga besok Beliau bisa pulang kembali ke rumah. Banyak sudah orang-orang yang ingin jumpa dengan Beliau setelah lama tak bertemu. Kebetulan juga Beliau adalah guru ngaji kitab kuning yang rutin diadakan setiap malam kamis.

Cerita ini saya tulis menemani kesepian. Saya mulai tulis jam 2 malam. Walau banyak orang di sekitar saya, tetapi saya lebih memilih menyendiri. Karena sudah terbiasa sendiri.

Ini saya tulis sebagai pengalaman pribadi, tanpa ada editing lagi. Berjalan apa adanya dan ditulis dengan media handphone BlackBerry kebanggaan saya.

Jakarta 25 Maret 2015 hari Rabu dini hari

Social Profiles

Facebook Twitter 

Translate

Popular Posts

Categories

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.